Saudaraku... My Kins...
Dari bapak nan satu
Pecah
Terbelah
Dua jurai tak pernah senada
Ibrahim!
Darahmu saling berantak
Rabak hamparan ini
Tertancap sembilu rakus
Meski bercucuran payung alam
Tak pernah mungkin kapus
Gelora bermusim ini
Dari bapak nan satu
Amarah
Menerjah
Dua panji tak mungkin seirama
Ishak!
Kuat benar asak puteramu
Runtuh teratak ini
Terpalit nista mengundang kabus
Meski membara mata alam
Tak pernah mungkin hangus
Dendam bermusim ini
Dari bapak nan satu
Resah
Pasrah
Dua gerombol tak mungkin sesuara
Ismail!
Teguh benar tampanan anakmu
Ranap serambi ini
Terpercik duka di tubuh tulus
Meski menderu hembus alam
Tak pernah mungkin hapus
Derita bermusim ini
Ibrahim!
Ishak!
Ismail!
Ke mana harus kami palingkan wajah ini
Saat bersua kalian kelak?
Muha anak Pak Aziz
Pecah
Terbelah
Dua jurai tak pernah senada
Ibrahim!
Darahmu saling berantak
Rabak hamparan ini
Tertancap sembilu rakus
Meski bercucuran payung alam
Tak pernah mungkin kapus
Gelora bermusim ini
Dari bapak nan satu
Amarah
Menerjah
Dua panji tak mungkin seirama
Ishak!
Kuat benar asak puteramu
Runtuh teratak ini
Terpalit nista mengundang kabus
Meski membara mata alam
Tak pernah mungkin hangus
Dendam bermusim ini
Dari bapak nan satu
Resah
Pasrah
Dua gerombol tak mungkin sesuara
Ismail!
Teguh benar tampanan anakmu
Ranap serambi ini
Terpercik duka di tubuh tulus
Meski menderu hembus alam
Tak pernah mungkin hapus
Derita bermusim ini
Ibrahim!
Ishak!
Ismail!
Ke mana harus kami palingkan wajah ini
Saat bersua kalian kelak?
Muha anak Pak Aziz
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Sesungguhnya tiada yang lebih mengembirakan dapat melihat Muha kembali menulis.
Amat kagum. Adikku menulis bersandarkan fakta dan kakaknya sedikit emosi.
Teruskan dik!
kalau digabungkan bukan lebih menarik...
asam garam kakakku lebih dan pastinya lauk yang dimasak akan lebih ummm....
Salam.
Apa lagi yang boleh saya katakan; Tahniah! Kteratif!
berbesar hati menerima kunjung En JoWo kemari....